Social Icons

Pages

Selasa, 21 Agustus 2012

PANDAWA LIMA


           Pandawa Lima merupakan tokoh yang tidak dapat dipisahkan dengan kisah Mahabarata, karena Pandawa Lima merupakan tokoh sentralnya bersama dengan Kurawa.
Pertempuran antara Pandawa Lima dengan Kurawa yang masih mempunyai hubungan saudara, karena Pandawa Lima memperjuangkan hak tahtanya atas Kerajaan Hastinapura yang di kuasai oleh para Kurawa
(Prabu Suyudhana dengan saudara-saudaranya yang berjumlah seratus).
Pandawa lima adalah sebutan lima bersaudara, putra dari Pandu Dewanata yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.Yudistira dengan nama kecilnya Puntadewa, Bima dengan nama kecilnya Sena, dan Arjuna dengan nama kecilnya Permadi dilahirkan dari ibu Dewi Kunti sedang Nakula dengan nama kecilnya Punten dan Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen dilahirkan dari ibu Dewi Madrim.
Pandu Dewanata adalah Raja Hastinapura, tetapi mati muda dan anak-anaknya masih kecil-kecil sehingga belum memungkinkan untuk memegang kendali pemerintahan, untuk mengisi ke kosongan pemerintahan Hastinapura, maka diangkatlah Destaratra yang buta, kakak Pandu Dewanata untuk menduduki jabatan sementara tahta Hastina, kelak jika putra-putra Pandu telah dewasa, Hastinapura akan diserahkan pada Pandawa Lima, putra Pandu yang mempunyai hak atas tahta Hastina secara syah.

Sabtu, 18 Agustus 2012

Otak Kanan


Benarkah otak kanan lebih hebat dari otak kiri?
(Refleksi atas pemahaman yang salah tentang belahan otak kanan & otak kiri)

Belakangan ini banyak orang beranggapan/ada opini-opini yang kurang tepat tentang pengetahuan otak kita. Beberapa buku juga menulis kehebatan otak kanan, yang juga ditulis oleh penulis yang cukup punya nama. Mereka memakai banyak macam judul, misalnya: gunakan otak kanan anda, berbisnis dengan otak kanan, sukses dengan otak kanan, 13 wasiat terlarang, dahsyat dengan otak kanan, dsb. Ada juga yang menulis otak kiri dikaitkan dengan IQ dan otak kanan dikaitkan dengan EQ. Tulisan tersebut ‘nampak’ bagus, sayangnya penulis menyadur dari sumber penemuan Roger W Sperry di tahun 1960an saja. Tanpa melihat lebih jauh kelanjutan dari penelitian tersebut dan riset tentang otak (Neuroscience) . Akibatnya pemahaman dan kesimpulan sang penulis menjadi tidak sesuai lagi (baca: tidak uptodate) dengan literatur terbaru. Saya mengerti mereka mempunyai tujuan baik dengan apa yang mereka sampaikan. Namun tulisan tersebut bisa menimbulkan persepsi yang kurang tepat tentang hasil riset otak yang sebenarnya dan memperpanjang persepsi yang salah tentang kebenaran ilmu tentang otak itu sendiri (neuroscience).
Pernah juga saya mengikuti seminar dengan topik “Kehebatan otak kanan” di salah satu kota di Jawa Timur. Saya berharap mendapat insight dan wawasan baru. Salah satu mahasiswa, dalam seminar itu bertanya, “Bagaimana peran otak kanan dalam kesuksesan?” Pembicara tersebut menjawab, “Kalau anda ingin sukses, masuklah golongan minoritas, dan golongan minoritas itu adalah golongan otak kanan.”

ESQ


PENGERTIAN IQ, EQ DAN SQ

A. PENGERTIAN ATAU DEFINISI DARI IQ, EQ DAN SQ
1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.